Welcome to My Blog. Thank You for Coming. And Enjoy. Naskah Drama ~ Drawwing is My Life

Blogger news

Rabu, 28 Mei 2014

Naskah Drama

Tema : Kasih Sayang Tokoh : 1. Vita : Pemeran utama, Protagonis, Pemalu, Lugu, Pendiem, Merasa dirinya berbeda dengan orang lain. 2. Ibu dan Ayah : Protagonis, Orang tua Vita, Sabar, Berusaha untuk anaknya, Tidak pantang menyerah, Selalu menyemangati anaknya. 3. Sukma, Rena dan Ajeng (Purple Geng) : Antagonis, Selalu menyejek Vita, Suka mencela, dan Sangat membenci Vita. 4. Inaywa : Protagonis, Sahabat Vita, Sabar, Selalu menyemangati Vita. 5. Arya Putra : Protagonis, Kekasih Vita, Sabar, Baik hati, Menjadi Suami Vita. Alur : Alur Maju Sudut Pandang : Sudut Pandang orang ke 3 Permasalahan : Vita merasa bahwa dirinya sangat berbeda dengan orang lain, tidak pantas bergaul dengan siapapun, Purple Geng selalu mengolok-olok kekurangan Vita dan Vita menemukan cinta yang menemani hidupnya. Latar Tempat : Di sekolah baru (SMA Cahaya Hati), Rumah Vita, Kantin sekolah, Ruang kelas, Kota Bali, Rumah Arya Putra di JIMBARAN Bali dan Taman di Bali. Latar Waktu : Pagi hari, Sore hari dan Malam hari. Latar Suasana : Mengharukan, Menyedihkan, Menyenangkan dan Romantis. Amanat : Jangan menyesali kekuranganmu itu. Jadikanlah kekuranganmu adalah ciri khasmu yang abadi. Nilai moral : Jangan menyesali kekurangan yang telah diberikan Tuhan kepadamu. Jangan suka mengolok-olok kekurangan orang lain. Judul : Kekuranganku adalah sebuah Semangat dan Jalan Kehidupan Asmaraku. Naskah Drama : Kekuranganku adalah sebuah Semangat dan Jalan Kehidupan Asmaraku. Saat hari pertama Vita memasuki sekolah baru (SMA Cahaya Hati), Vita diantar oleh ayah dan ibunya. Vita adalah tipe orang yang malu-malu, pendiem, merasa dirinya berbeda dengan orang lain. Vita mempunyai keistimewaan yaitu memiliki Tanda lahir di pipi kirinya. Oleh karena itu Vita malu untuk memasuki sekolah baru dan lebih memilih untuk di antar oleh kedua orangtuanya. Pagi hari di rumah. Vita : “ Ibu, ayah, aku tidak mau bersekolah di sekolah umum. Aku mau bersekolah di rumah saja (Home Schooling). ” Ibu : “ Vita, tidak boleh begitu. Kamu harus bisa belajar di limgkungan umum. ” Vita : “Tapi bu, apa ada orang yang mau berteman dengan ku, sedangkan aku seperti ini. ” (sambil berkaca-kaca) . Ayah : “ Vita, semua orang pasti akan bersosialisasi dengan orang lain, kamu harus mulai belajar bersosialisasi sekarang. ” Vita : “ Baiklah, kalau itu yang terbaik untukku, akan aku lakukan permintaan ayah dan ibu. ” Keesokan harinya di rumah saat Vita akan pergi bersekolah : Ibu : “ Ayo Vita. Sekarang sudah jam berapa. Nanti telat lo. ” Vita : “ Iya ibu. Sekarang aku sudah siap. ” Ayah : “ Baiklah anakku. Ayo sekarang kita berangkat. ” Vita : “ Ayo. ” Saat di sekolah baru (SMA Cahaya Hati). Vita : “ Ayah, Ibu, aku masuk sekolah dulu ya? Doakan aku bisa bersosialisasi dan menemukan teman baru. ” (sambil berjabat tangan). Ibu : “ Ia nak. Pasti itu. Belajar yang rajin ya nak. ” (sambil mencium kening Vita) Ayah : “ Nak, kamu tidak usah memikirkan olok-olokan orang lain. Buatlah itu sebuah motifasi buatmu. Okey. ” (sambil mencium kening Vita) Vita : “ Okey ayah. Hehe. ” Setibanya Vita di kelas. Vita mengetuk pintu ruang kelas dan mengucapkan salam. Vita : “ Assalamualaikum. ” Tidak ada seorang pun yang menjawab salam dari Vita. Vita : “ Waalaikum salam. ” Vita menjawab salam dia sendiri. Semua orang memperhatikan Vita dan berbisik-bisik seperti mengejek keadaan tubuh Vita. Tiba-tiba datang tiga orang wanita mendekati Vita dan salah seorang dari mereka memegang Tanda lahir Vita dan berkata : Sukma : “ Muka macam apa ini. Muka kok putih sebelah. Ngidam apa ibumu dulu? “ Mendengar ejekan itu, Vita hanya tertunduk malu tetapi dalam hatinya terselip rasa marah yang meledak-ledak. Dalam hati Vita berkata : “ Kenapa semua orang seperti ini kepadaku. Apa salahku. Dan mengapa mereka mengejek kekuranganku. Apalagi menjelek-jelekan ibuku.” (sambil menggenggam tangan erat-erat) Vita : “ Maaf, saya mau bersekolah di sini dan menempati salah satu tempat duduk di sini. ” (sambil meneteskan air mata dan tertunduk malu) Rena : “ Eh, enak saja. Siapa yang menyuruh kamu untuk belajar di kelas ini. Tidak bisa! ” Mendengar ucapan dari Purple Geng tadi, Vita berlari tergesa-gesa ke kamar mandi. Di kamar mandi. Vita menangis tersedu-sedu dan menyesali dia sudah terlahir seperti ini. Dia bercermin dan menyesali keadaannya. Vita : “ Kenapa aku terlahir seperti ini? Tak pintar, tak tinggi, tak cantik, mempunyai Tanda lahir dan hanya bisa menyusahkan orang lain saja. ” (sambil menangis tersedu-sedu). “ Apa mungkin ini cobaan dari Allah SWT.? Tapi kenapa cobaan ini berat sekali? Tapi, aku yakin dan percaya bahwa aku akan mendapatkan kebahagiaan yang setimpal dari penderitaanku atas ejekan orang lain kepadaku. “ Saat mendengar tangisan Vita tadi, Inaywa datang dengan memberinya sapu tangan kering untuk menghapus air mata Vita. Vita hanya tertunduk sedih dan tidak mau menerima sapu tangan pemberian Inaywa. Inaywa : “ Ini, ambilah. Hapus air matamu itu. Tak baik menyesali apa yang telah di berikan Tuhan kepadamu. Itu Anugerah. ” Dengan malu-malu, Vita mengambil sapu tangan yang diberikan Inaywa dan mereka menjadi Sahabat. Saat di kelas. Inaywa : “ Hei, kamu duduk saja di samping kananku. Bangku itu tidak ada yang menempati kok. Silahkan. ” Vita : “ Terima kasih Inaywa. ” (sambil tersenyum) Saat di kantin sekolah. Arya Putra datang ke Vita dan memberinya segelas minuman. Arya Putra : “ Ini buat kamu. Di minum ya? Harus di habiskan. Hehe.. ” Vita : “ Terima kasih. Lalu kenapa kau memberiku minuman? ” Arya Putra : “Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menjadi sahabatmu saja. ” Mendengar ucapan Arya Putra tadi, hati Vita menjadi luluh dan mau menerima Arya Putra menjadi sahabatnya. Vita : “ Oh, baiklah. Silahkan jika kau mau menjadi sahabatku. ” (sambil tersenyum lepas) Akhirnya Vita menemukan sahabat baru yaitu Inaywa dan Arya Putra. Bel sekolah berbunyi. Waktunya untuk para siswa kembali ke rumah masing-masing. Vita pun pulang ke rumah. Saat di rumah. Vita : “ Aku pulang. ” Ibu : “ Eh, sudah pulang. Bagaimana sekolahmu tadi? ” Vita : “ Baik baik saja bu. Aku menemukan teman baru bernama Inaywa dan Arya Putra. ” Ibu : “ Syukurlah. Sekarang kamu mengerti kan kenapa ayah dan ibu menyekolahkanmu di sekolah umum? Bagaimana rasanya? ” Vita : “ Iya bu. Aku berusaha berbaur dengan mereka dan berusaha menghilangkan rasa minder yang aku miliki. ” (sambil tersenyum lepas) Dua Tahun kemudian saat Vita telah menjalani hari-hari indah menuntut ilmu dan berteman dengan teman sebayanya dan selesai mengikuti Ujian Nasional, ia mengikuti Wisuda yang dilaksanakan di sekolahnya. Setelah ia mengikuti wisuda di sekolahnya, ia mempunyai rencana bersama Inaywa dan Arya Putra untuk berlibur. Vita : “ Teman-teman, ayo kita berlibur bersama yuk? ” Inaywa : “ Tapi kamana ya? ” Arya Putra : “ Ke Bali aja. Ke rumahku dahulu. Di daerah JIMBARAN Bali. Di sana enak lo. Banyak wisatanya juga. ” (Arya Putra mempunyai rencana lain untuk Vita) Vita : “ Okey. Kamu yang mengatur semuanya ya? ” Arya Putra : “ Sip. Serahkan semuanya kepadaku. Semua pasti beres di tanganku. Hehe. ” Akhrinya waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Pagi-pagi sekali mereka bertiga berangkat ke Bali untuk berlibur dan berkunjung ke rumah Arya Putra. Mereka bertiga naik pesawat terbang dan sampai di Bali siang harinya. Arya Putra : “ Welcome to Bali. Bali, I’am Come Back. Yeah.. ” (sambil berteriak-teriak) Vita : “ Cie.. Senangnya yang sudah bisa nostalgia ke rumah tercinta. ” (menggoda Arya Putra) Arya Putra : “ Ia dong. Seneng banget. ” (sambil tersenyum lepas) Inaywa : “ Sudah-sudah. Ayo kita segera ke rumah Arya Putra. ” Arya Putra : “ Okey-okey. ” Setibanya mereka di rumah Arya Putra di JIMBARAN Bali, mereka segera beristirahat di kamar yang telah di sediakan oleh keluarga Arya Putra. Malam harinya, Arya Putra mengajak Vita untuk keluar rumah hanya sekedar jalan-jalan di saat Inaywa sedang tertidur pulas. Arya Putra : “ Vit, vita? ” (sambil mengetuk pintu kamar Vita) Vita : “ Eh, Arya Putra. Iya, ada apa? ” (sambil membuka pintu kamar) Arya Putra : “ Ayo ikut aku jalan-jalan. Udaranya enak nie. ” (sambil tersenyum lepas) Vita : “ Boleh. Ayo. Tapi kemana? ” Arya Putra : “ Jalan-jalan di sekitar sini aja. Cari nyamuk. Hehe.. ” (bercanda dengan Vita) Vita : “ Baiklah. Okey. ” Akhirnya mereka berdua berjalan-jalan menaiki sepeda motor sambil menikmati pemandangan Bali pada malam hari. Setelah mereka berkeliling-keliling Bali, Arya Putra mengajak Vita ke sebuah taman yang indah dan romantis yang sudah di hias Arya Putra sebelumnya. Vita : “ Ini di mana? Kok seperti taman? ” Arya Putra : “ Ini memang taman Vita. Haduh.. nie anak. ” (sambil garuk-garuk kepala) Vita : “ Hehe.. Iya ya. ” (tersipu malu) Arya Putra mengajak Vita ke tengah –tengah taman yang indah dan romantis. Mereka duduk di kursi yang telah disiapkan Arya Putra sebelumnya. Disekeliling kursi itu terdapat tatanan bunga yang cantik serta dihiasi lampu-lampu yang indah. Arya Putra : “ Ayo, duduklah di sini. ” (sambil mempersilahkan Vita untuk duduk) Vita : “ Terima kasih Arya Putra. Tapi ada apa ya ini? ” (Vita penasaran) Arya Putra menggenggam tangan Vita dan mengungkapkan rasa yang sedari dulu ingin Arya Putra ungkapkan. Arya Putra berfikir bahwa sekarang ini adalah waktu yang sangat tepat. Arya Putra berusaha sebisa mungkin. Masalah iya apa tidak itu masalah nanti. Arya Putra : “ Vita, Aku mau ngomong sesuatu.” (sambil menggenggam tangan Vita) Vita : “ Iya. Silahkan. “ Arya Putra : “ Vita, sejak pertama aku melihatmu di kantin sekolah, aku sudah mengagumi sosok dirimu. Kamu tegar walaupun semua orang mengolok-olok kamu. Kamu orangnya baik, dan rela berkorban untuk orang lain. Dari situlah aku mencintai dirimu. Aku tidak merendahkan kekuranganmu tetapi akan selalu aku kagumi kekuranganmu itu. ” (sambil deg-degan) Vita : “ Apa kamu benar-benar mencintaiku? Apa kamu siap jika nanti ada orang yang menggunjingmu dan mengatakan yang aneh-aneh tentangmu? ” (sambil tersipu malu dan penasaran) Arya Putra : “ Biarlah orang lain berkata apa, yang penting kau dan aku terus bersama. Sekarang aku sudah mantap memilihmu. Tolong terus bersamaku selalu. ” (sambil berharap) Vita : “ Aku akan berusaha terus berada di sampingmu. Bantu aku belajar mengerti dirimu dan menjaga dirimu. Jika aku lalai jangan bosan-bosan mengingatkanku atas janjiku kepadamu. Aku akan terus berusaha. ” (sambil menatap mata Arya Putra dan memantapkan hatinya) Arya Putra : “ Baiklah. Aku juga akan belajar denganmu untuk menjadi lebih baik. Apakah ini artinya kau mau berada di sampingku dan menjadi orang yang akan aku jaga? ” (sambil berharap) Vita : “ Jika jalan ini bisa membuat kita menjadi lebih baik, maka aku akan jalani dengan tulus dan berhati-hati. ” (sambil tersenyum ikhlas) Arya Putra : “ Baiklah. Terima kasih sudah mempercayaiku sebagai pelindungmu. ” (sambil tersenyum bahagia) Vita : “ Tetapi jalan yang kita tempuh sekarang hanya sebatas Pacaran saja ya? Kalau menjadi pasangan yang sebenarnya, kita lihat nanti. Biar Allah SWT yang menentukannya. ” (sambil menggenggam erat tangan Arya Putra) Arya Putra : “ Baiklah. Aku juga percaya keajaiban itu. Kalau kau dan aku berjodoh, kita pasti akan bersatu di kemudian hari. ” (sambil percaya dan menggenggam tangan Vita erat-erat) Akhirnya mereka berdua menjalin hubungan Pacaran yang sehat dan sama-sama saling belajar. Tujuh tahun berlalu. Hubungan mereka berjalan sampai sejauh ini. Walaupun banyak perselisian dan permasalahan yang datang silih berganti. Tetapi mereka dapat melewatinya dengan saling mengalah. Sampai tiba saatnya Arya Putra memantapkan hatinya untuk menjadikan Vita istri dan ibu untuk anak-anaknya nanti. Mereka pun menikah dan mempunyai sepasang orang anak yaitu Revilia Kega Aryandra Esica (Revil) dan Rezandra Kega Aryanvia Esica (Rezan). Sampai akhirnya mereka hidup bersama dan membangun keluarga yang bahagia dan saling menghormati. _TAMAT_

0 komentar:

Posting Komentar